Halini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan carik celup. Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin. Temuan positif 21. Pengertian. Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy (www.dokter.indo.net.id.). 2.2. Metodepemeriksaan : Stick (urin strip) dan mikroskopis 2. Tujuan pemeriksaan : Mengetahui cara pemeriksaan urin stick dan sedimen urin. 3. Prinsip pemeriksaan : Endapan urine yang diperoleh setelah dipusing diperiksa dibawah mikroskop dan dihitung unsur sel dan torak. 4. Dasar teori. A Judul : Uji Gula dan Protein dalam Urine. I. Tujuan : Menyelidiki kandungan zat dalam urine manusia. II. Teori Singkat : a) Komposisi urine normal terdiri atas 96% air dan 4% beda padat yang meliputi 2% urea dan 2% hasil metabolic lain. Hasil metabolic lain antara lain zat warna empedu yang berperan dalam memberi warna kuning pada urine Jembertahun 2019 menunjukkan bahwa ada 3.594 kelahiran pada bulan Januari sampai Desember 2019. Terdapat 798 ibu diagnosa juga diperlukan hasil pemeriksaan laboratorium. Ditemukan pemeriksaan urine mengandung protein +1. Diagnosa Keperawatan: Hasilpemeriksaan menunjukkan ada luka bekas operasi caesar sepanjang 13 cm. pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, suhu 37,5ΒΊC, pernapasan 20 kali/menit Apakah intervensi yang paling tepat dilakukan oleh perawat? a. Lakukan perawatan luka post operasi b. Ajarkan teknik relaksasi distraksi c. Ajarkan Hasilpemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih Hasilpemeriksaan protein urine akan mengarah kepada dua kemungkinan, yakni normal dan abnormal. Berikut kriteria kandungan protein yang normal: Tes urine acak, kadar protein 0-20 mg/dL. Tes urine 24 jam, kadar protein >80 mg/dL. Apabila hasil tes menunjukkan kadar protein melebihi batas, ini artinya ada masalah pada kesehatan tubuh Anda. HasilTes. Kisaran normal protein dalam urin untuk sampel acak adalah 0 hingga 20mg/dL. Sampel seseorang yang menunjukkan keberadaannya lebih dari kisaran ini mungkin menderita kerusakan ginjal. Dokter mungkin meminta untuk mengulang tes sekali lagi, untuk memastikan tingkat protein yang tinggi dalam urin. Penulismemperoleh data dari bulan Januari 2011- Desember 2011 menunjukkan bahwa di Puskesmas Tirto yang memiliki sasaran ibu hamil 478 orang dan mendapatkan 3 masalah terbesar yang terjadi pada ibu hamil di wilayah ini. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti pemeriksaan hemoglobin Hasilmenunjukkan bahwa berdasarkan usia kehamilan sebagian besar mengenai factor penyulit dan komplikasi kehamilan, hasil pemeriksaan fisik dan obstetric hamper seluruh peserta 17 orang (94,4%) dalam kategori normal, ada 1 ibu hamil dengan kelainan letak lintang. Pada hasil pemeriksaan laboratorium protein urine sebagian besar peserta 16 Proteinurine adalah suatu tindakan uji laboratorium untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami pre-eklamsi atau tidak.Pre-eklamsi adalah suatu keadaan dimana ibu mengalami keracunan kehamilan yang menyebabkan hipertens. Tujuan pemeriksaan protein urine adalah untuk mengetahui apakah ibu positif pre-eklamsi atau tidak. Klasifikasi pre-eklamsi. Hasilpemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Pemeriksaan laboratorium. menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut adalahsampah dari sisa - sisa metabolisme yang dilakukan oleh aktivitas otot. Sama dengan ureum, kreatinin akan menumpuk dalam darah apabila ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk menyaring serta membuangnya bersama urin. Hasil Normal: 0.5 s/d 1.5 mg/dl untuk pria dewasa0.5 s/d 1.3 mg/dl untuk wanita dewasa. Carapengambilan urine clean-catch pada pasien pria 1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 2. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. W6Acq. Tes urine atau urinalisis adalah prosedur untuk memeriksa kondisi visual, kimiawi, dan mikroskopik urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk beragam tujuan, mulai dari mendeteksi penyakit atau kondisi hingga memantau efektivitas pengobatan. Tes urine dilakukan dengan mengambil sampel urine pasien yang kemudian diperiksa di laboratorium guna mengetahui kondisi urine sebagai bahan diagnosis suatu penyakit atau kondisi. Tes urine sangat umum dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan atau laboratorium karena cukup mudah dan aman. Meskipun tidak dapat mendiagnosis suatu penyakit secara spesifik, tes urine dapat menjadi bukti awal adanya gangguan kesehatan pada seseorang. Tes urine biasanya akan dikombinasikan dengan pemeriksaan lain agar mendapat hasil diagnosis yang akurat. Selain itu, tes urine juga dapat dilakukan secara rutin untuk memantau kesehatan seseorang atau untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien sebelum menjalani suatu prosedur medis. Indikasi Tes Urine Dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani tes urine dengan tujuan sebagai berikut Memantau kondisi kesehatan pasien secara rutin, terutama penderita diabetes, penyakit ginjal, dan hipertensi Mendiagnosis gangguan kesehatan pada orang yang mengalami gejala atau tanda suatu penyakit, seperti nyeri perut atau buang air kecil berdarah Memantau perkembangan penyakit pada orang yang telah didiagnosis menderita suatu penyakit, misalnya memantau tingkat keparahan diabetes Memantau efektivitas suatu pengobatan atau terapi Mendeteksi kehamilan Peringatan Tes urine Sebelum menjalani tes urine, terlebih dahulu beri tahu dokter terkait obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan. Pasalnya, beberapa obat-obatan dan suplemen dapat memengaruhi kondisi urine, seperti warna urine, sehingga hasil tes menjadi tidak akurat. Berikut ini adalah beberapa obat-obatan yang dapat memengaruhi kondisi urine Klorokuin Triamterene Riboflavin Levodopa Nitrofurantoin Selain obat-obatan, beri tahu dokter juga jika Anda menderita gangguan pada fungsi sistem urinaria, seperti tidak bisa menahan kencing inkontinensia urine atau tidak bisa kencing retensi urine. Jika Anda menderita kondisi ini, pengambilan sampel urine mungkin perlu dilakukan dengan bantuan kateter. Sebelum Tes urine Pasien tidak perlu berpuasa untuk menjalani tes urine. Namun, jika tes urine dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, misalnya tes kolesterol, dokter mungkin akan menganjurkan pasien untuk berpuasa sebelum prosedur dilakukan. Pasien wanita yang akan menjalani tes urine harus menginformasikan kepada dokter jika sedang menstruasi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil analisis mikroskopik tes urine. Selain itu, meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, pasien yang akan menjalani tes urine sebaiknya tidak berhubungan seks selama 24 jam sebelum pengambilan sampel urine. Pasalnya, berhubungan seks sebelum tes urine dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Prosedur Pengambilan Sampel Urine Pengambilan sampel urine hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pasien dalam pengambilan sampel urine Bersihkan area kemaluan menggunakan tisu steril, agar area tersebut bersih dari bakteri dan tidak terbawa ke dalam sampel. Buang sedikit urine yang pertama kali keluar, lalu segera tampung aliran urine berikutnya ke wadah penampung. Tampung urine kurang lebih sebanyak 30–60 ml ke wadah penampung yang disediakan dokter. Buang sisa aliran urine ke toilet jika sampel sudah mencukupi. Tutup rapat wadah yang berisi sampel urine agar tidak tumpah atau terkontaminasi. Bersihkan bagian luar wadah penampung urine menggunakan tisu steril dan cuci tangan setelah melakukan pengambilan sampel. Berikan sampel urine ke dokter untuk dianalisis di laboratorium. Bagi pasien pria, area kemaluan yang harus dibersihkan sebelum melakukan pengambilan sampel adalah ujung kemaluan. Sedangkan bagi pasien wanita, area kemaluan harus dibersihkan dari depan ke belakang. Pasien wanita juga harus membersihkan cairan vagina atau darah menstruasi jika ada. Pada pasien yang tidak dapat melakukan pengambilan sampel urine secara mandiri, dokter biasanya akan menggunakan kateter, yaitu selang karet yang dipasang melalui lubang kencing uretra. Sampel urine yang diambil pada pasien pengguna kateter harus langsung dari selang kateter, tidak boleh dari kantung penampungan. Tujuannya adalah untuk menghindari urine terkontaminasi. Analisis Sampel Urine Ada tiga jenis analisis sampel urine, yaitu analisis visual, analisis kimiawi, dan analisis mikroskopik. Berikut ini adalah penjelasannya Analisis visual Analisis visual adalah jenis analisis sampel urine yang menguji penampakan urine berdasarkan warna dan kejernihannya. Analisis visual biasanya dilakukan pertama kali untuk memperkirakan kondisi urine serta zat apa saja yang terkandung di dalamnya. Warna urine bervariasi, mulai dari bening hingga kuning gelap. Urine yang sehat biasanya berwarna jernih atau sedikit keruh akibat mukus, sperma, cairan prostat, atau sel kulit. Jika warna urine terlihat tidak normal atau tidak seperti biasanya, bisa jadi itu karena pengaruh makanan atau minuman yang dikonsumsi, bisa juga merupakan tanda adanya suatu penyakit. Analisis kimiawi Analisis kimiawi adalah jenis analisis pada tes urine yang bertujuan untuk mendeteksi zat-zat kimia apa saja yang ada di dalam urine beserta kadarnya. Salah satu cara yang paling cepat dan mudah untuk mengetahui zat kimia yang terdapat di dalam urine adalah melalui tes strip. Pada tes ini, petugas laboratorium akan mencelupkan strip khusus ke dalam urine untuk mengecek kandungan zat kimia yang ingin diketahui. Berikut ini adalah beberapa zat yang dapat diperiksa dalam tes strip PH urine Kandungan protein Kandungan gula Konsentrasi urine Kandungan keton Kandungan bilirubin Adanya darah dalam urine Kelebihan dari tes strip ini adalah mudah dilakukan, cepat, dan terjangkau. Akan tetapi, tes strip ini juga memiliki kekurangan, yaitu tidak terlalu akurat, informasi yang diberikan terbatas, dan hasilnya sangat dipengaruhi oleh waktu pencelupan strip ke dalam urine. Analisis kimiawi menggunakan tes strip ini hanya memberikan informasi mengenai ada tidaknya kandungan zat kimia tertentu di dalam urine dan apakah kadarnya sudah tidak normal. Untuk mengetahui kadar zat kimia tersebut secara akurat, perlu dilakukan analisis tambahan. Analisis mikroskopik Analisis mikroskopik bertujuan untuk mendeteksi keberadaan sel, kristal, bakteri, atau jamur yang terkandung di dalam urine. Analisis miskroskopik biasanya dilakukan hanya jika diperlukan, terutama ketika analisis visual dan kimiawi menunjukkan adanya ketidaknormalan dalam urine. Analisis mikroskopik dilakukan dengan mengendapkan urine agar sel-sel dan benda organik lainnya dapat terkumpul, sehingga lebih mudah diamati. Setelah diendapkan, bagian atas endapan urine yang terdiri dari cairan akan dibuang, sedangkan bagian bawahnya yang berbentuk padat akan diamati menggunakan mikroskop. Beberapa jenis sel yang dapat diamati melalui analisis mikroskopik adalah Sel darah merah eritrosit Adanya sel darah merah pada urine merupakan kondisi yang tidak normal dan perlu diketahui pasti penyebabnya. Hal ini dapat menjadi pertanda suatu penyakit, seperti penyakit batu ginjal, infeksi ginjal, atau kanker kandung kemih. Sel darah putih leukosit Sel darah putih umumnya terkandung di dalam urine dalam jumlah yang sangat sedikit. Jika terjadi peningkatan jumlah sel darah putih dalam urine, hal tersebut dapat menjadi pertanda adanya infeksi atau peradangan di saluran kemih. Sel epitel Sel epitel pada kondisi normal juga dapat ditemukan dalam urine dengan kadar yang rendah. Jika terjadi infeksi atau peradangan pada saluran kemih, maka akan terjadi peningkatan jumlah sel epitel dalam urine. Mikroba Urine yang sehat akan selalu berada dalam kondisi steril dan tidak mengandung mikroba di dalamnya. Ditemukannya mikroba dalam urine menunjukkan adanya infeksi. Mikroba yang dapat menyebabkan infeksi adalah bakteri, jamur, dan parasit. Perlu diingat, jika area kemaluan tidak bersih saat pengambilan sampel urine, mikroba dapat mengontaminasi sampel urine sehingga memengaruhi hasil analisis. Oleh karena itu, kemaluan harus dibersihkan dengan benar agar hasil tes urine akurat. Setelah Tes urine Setelah pengambilan sampel urine, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Dokter akan memberitahukan hasil analisis sampel urine dalam beberapa jam atau keesokan harinya. Hasil tes urine yang tidak normal dapat menunjukkan adanya kondisi atau gangguan tertentu. Dokter akan membandingkan hasil tes urine dengan gejala yang dialami pasien untuk menentukan diagnosa penyakit yang sedang diderita pasien. Hasil tes urine yang normal belum tentu menunjukkan bahwa pasien sehat-sehat saja. Jika pasien mengeluhkan gejala penyakit tertentu tapi hasil tes urine tidak menunjukkan kelainan, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan lainnya. Beberapa pemeriksaan lain yang dapat mendukung hasil tes urine adalah Kultur urine Analisis kreatinin urine Analisis total protein dan albumin urine Analisis kalsium urine Efek Samping Tes Urine Pengambilan sampel urine merupakan tindakan yang aman dan tidak menyakitkan. Namun, beberapa efek samping atau keluhan di bawah ini dapat dialami oleh pasien yang menjalani pengambilan sampel urine dengan bantuan kateter Nyeri Perdarahan Infeksi Kerusakan kandung kemih Tes protein urine merupakan pemeriksaan urin rutin. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan tes ini adalah melalui pemanasan dengan asam asetat. Tujuan Tujuan tes ini adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya protein yang terkandung dalam urine. Teori Protein yang dipanasakan akan membentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar untuk dilihat, maka harus menggunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung yang akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti. Pada pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif palsu pada pemeriksaan tersebut. Sebaliknya, hasil positif palsu dapat ditemukan bila kekeruhan terjadi bukan diakibatkan oleh adanya globulin atau albumin, melainkan Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada saat pemberian asam asetat sebelum pemanasan Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemebrian asam asetat sebelum pemanasan Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi mendingin, kalau dipanasi menghilang lagi Asam-asam renin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam alkohol Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kira-kira 60 derajat celcius. Prosedur kerja Alat dan bahan Tabung reaksi Lampu spiritus Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Asam asetat 6% Cara Kerja Masukkan urin jernih sentrifus terlebih dahulu ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh Dengan memegang bagian tabung reaksi pada ujung bawah dengan penjepit tabung reaksi, lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih 30 detik. Perhatikan ada atau tidaknya kekeruhan di lapisan atas. Jika terjadi kekeruhan, kemungkinan disebabkan oleh protein, kalsiumfosfat, kalsiumkarbonat. Teteskan 3-5 tetes asam asetat 6% ke dalam urine yang masih panas itu. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsiumfosfat maka kekeruhan akan lenyap. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsiumkarbonat maka kekeruhan akan tetap hilang tapi dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi, maka tes terhadap protein adalah positif. Untuk melihat Hasil dan Syarat silahkan lanjut di halaman 2 Pages 1 2 – Pertanyaan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa urine mengandung protein hanyalah salah satu dari beragam pertanyaan yang bakal diajukan waktu ujian. Karena pada saat sebuah materi rampung diajarkan, pengajar bakal membuat pertanyaan seperti ini pada para peserta didiknya. Maksudnya yaitu untuk mengukur pemahaman para siswa terhadap bahan yang diajarkan. Guna mengukur pencapaian para peserta didik atas pedoman yang telah digariskan oleh pedoman yang diberikan dalam kurikulum. Baca Juga Jawaban Soal Fotosintesis Pada Tumbuhan Paling Banyak Berlangsung Pada Jaringan Para siswa bisa menggunakan penjelasan tambahan yang diberikan pada artikel ini untuk belajar supaya dapat membuahkan hasil yang lebih tinggi. Berikut adalah jawaban dan penjelasan komplitnya. Pertanyaan Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa urine mengandung protein. fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi ... Jawaban kontortus Baca Juga Jawaban Soal Di Bawah Ini Yang Bukan Merupakan Tumbuhan Sebagai Produsen Adalah? Penjelasan Hasil pemeriksaan laboratorium, menunjukkan bahwa urin mengandung protein sebagai akibat gangguan fungsi glomerulus. Table Of Content [ Open ]1. Urine dan Protein2. Penyebab Urine Mengandung Protein3. Gejala Urine Mengandung Protein4. Cara Mengatasi Urine Mengandung Protein5. Terimakasih telah membaca artikel kami, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya. Hello Sahabat Aladokter, kali ini kita akan membahas tentang hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa urine mengandung protein. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan urine dan protein? Berikut penjelasannya. Urine adalah cairan yang dihasilkan oleh ginjal sebagai hasil dari proses penyaringan darah. Cairan ini kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. Protein sendiri adalah salah satu jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun sel-sel tubuh. Namun, protein seharusnya tidak ditemukan dalam urine karena ukurannya besar dan tidak bisa melewati filter ginjal. Jadi, jika urine mengandung protein, itu menunjukkan adanya gangguan fungsi pada ginjal. Penyebab Urine Mengandung Protein Beberapa faktor yang bisa menyebabkan urine mengandung protein antara lain Gangguan pada ginjal seperti glomerulonefritis, nefropati diabetes, dan sindrom nefrotik Infeksi saluran kemih Dehidrasi Stres fisik dan emosional yang berlebihan Kondisi tertentu seperti preeklamsia pada ibu hamil Gejala Urine Mengandung Protein Terkadang, urine yang mengandung protein tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, jika terdapat kondisi yang menyebabkan gangguan pada ginjal, maka bisa terjadi Pembengkakan pada wajah, tangan, atau kaki Merasa lelah dan lesu Keinginan untuk buang air kecil yang lebih sering Sakit pinggang Cara Mengatasi Urine Mengandung Protein Untuk mengatasi urine yang mengandung protein, tergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi saluran kemih, bisa diatasi dengan memberikan antibiotik. Namun, jika disebabkan oleh gangguan pada ginjal, maka perlu diobati terlebih dahulu penyakitnya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah urine mengandung protein antara lain Minum air putih yang cukup setiap hari Menghindari konsumsi alkohol dan rokok Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang Rutin melakukan olahraga Kesimpulan Urine yang mengandung protein menunjukkan adanya gangguan fungsi pada ginjal. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan urine mengandung protein antara lain gangguan pada ginjal, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan kondisi tertentu. Untuk mengatasi urine yang mengandung protein, perlu dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya. Untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah urine mengandung protein, perlu menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang bisa memicu gangguan fungsi ginjal. Terimakasih telah membaca artikel kami, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.

hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa urine mengandung protein